SanG Bulan dan SanG Matahari  

Tuesday, February 17, 2009



Kenapa bulan dan matahari tak dapat bertemu…
Sedangkan BULAN dan BINTANG sahabat sejati???”
Cahaya bulan tidak pernah meramal,
itu janji yang dipegangnya.
Ia juga tidak pernah mengingatkan atau memberi awas-awas.
Ia hanya menerima sinar matahari yang kemudian
dipantulkannya ke bumi: kilau-kemilau”
Suatu hari pernah ku dengar sebuah bintang
berbicara pada bulan
“Aku tidak ingin lagi menemanimu mulai malam ini dan seterusnya” katanya.
“Kenapa?” tanya bulan
“Padahal aku menyukaimu,
aku menyukai malam-malam
dimana kau ada dan menemani ku hingga fajar menjelang”
tetapi bintang itu hanya diam meredup dan bersembunyi di balik mega.
Justeru kerana bulan menyukainya
maka bintang itu menghilang.
Aku mengetahui hal itu kerana sebuah bintang lain yang adalah
teman karibnya mengatakannya padaku.
Cinta memang aneh, bukankah ia seharusnya mempersatukan?
Bintang itu mencintai bulan.
Tetapi bulan tidak mencintainya,
ia hanya ‘menyukainya’.
Siapa pula yang membeza-beza kan cinta dengan suka?
Kenapa bulan tidak membencinya saja,
malah bulan menyukainya
sehingga bintang tidak mempunyai alasan untuk
tidak menemaninya malam nanti.
Bintang yang sinarnya paling terang
adalah bintang yang berwarna biru.
Sebuah iklan tong gas yang sering kulihat di television juga
selalu membangga-banggakan produknya
yang memiliki api biru,
bukankah bintang juga seperti api
yang panas dan memberikan sinar?
Bintang yang sedang kuceritakan
hanyalah sebuah bintang kecil yang berwarna merah.
Kerana itu ia tidak pernah dapat mengumpulkan keberanian
untuk berkata pada bulan“Aku mencintaimu!”.
Bulan sendiri tidak pernah menganggap bintang
sebagai lebih dari sahabat yang selalu menemaninya setia pada malam,
dan sesungguhnya bintang mengetahuinya.
“Aku mencintai matahari” kata bulan ”
Ia dapat membuatku bersinar indah diwaktu malam.
Ia membuatku selalu ditunggu oleh para pencinta malam.
Ia membuatku selalu dinanti oleh para pujangga yang
menulis berbait-bait puisi tentang cinta
hanya dengan melihat diriku di langit malam.
Anak-anak kecil menunggu kehadiranku agar dapat
bermain-main dilapangan di tengah kampung
Bintang tak pernah habis berfikir
kenapa bulan mencintai matahari,
bulan bahkan hampir tak pernah
bertemu denganmatahari dan ketika
mereka bertemupun bulan akan kehilangan sinarnya.
Kita menyebutnya gerhana matahari,
saat itu kita tidak diperbolehkan melihat langsung ke langit,
katanya dapat merosak mata kita.
Matahari tidak pernah memikirkan bulan,
ia hanya bersinar dan memberikan sinarnya
tanpa membeza-bezakan. Ia bahkan tidak mengetahui kalau sinarnya
dimanfaatkan oleh bulan untuk bersinar dimalam hari.
Ia hanya menganggap bulan sebagai benda
yang kadang-kadang menghalanginya memberi sinar kepada bumi.
Mungkin matahari mencintai bumi,
aku tidak tahu kerana aku tidak pernah
bercakap-cakap dengan matahari dan
bumi tidak pernah bercerita tentang ini,
sejujurnya aku tidak terlalu peduli.
Bintang merasa tidak mendapatkan keadilan.
Kenapa bulan mencintai matahari yang
bahkan tidak pernah memikirkan bulan,
dan bukan mencintai bintang yang
mencintai bulan dengan sepenuh hatinya?
Bintang juga merasa tak berdaya
kerana walaupun ia ingin memberikan seluruh sinarnya
kepada bulan agar selalu kilau kemilau,
bintang tak dapat melakukannya kerana
jaraknya yang sangat jauh.
Matahari juga adalah bintang,
bintang merah yang sama seperti dirinya,
kerana letak nyalah matahari
dapat terlihat lebih terang daripada bintang.
Tapi bintang adalah bukan matahari,
kerana itu bulan tidak mencintai bintang.
Cinta memang aneh.
Kerana itu sekali lagi bintang berkata,
kali ini kepada semua teman-temannya
“Aku tidak ingin lagi menemani bulan mulai malam ini”
kemudian ia menghilang
(tak hanya meredup danbersembunyi di balik mega)
dan tak pernah lagi menemani bulan.
Aku akan memberitahu sebuah rahsia sekarang,
BINTANG ITU ADALAH AKU.
Ia turun ke bumi sebagai bintang jatuh dan
juga permintaan sepasang kekasih agar mereka berdua dapat hidup
berbahagia hingga akhir hayatnya.
Ia kemudian jatuh kerumahku dan menyusup
ke dalam rahim ibuku dan menjadi aku.
Dan betapa pun aku tak ingin lagi menemani bulan,
kadang-kadang aku akan sangat merindukannya
Dan aku akan menatap bulan dan mendengarkan percakapan semesta,
sambil berharap suatu hari nanti bulan akan dapat mencintai bintang.
Jika hari itu tiba aku akan terbang ke langit dan
kembali menjadi bintang yang akan selalu menemani bulan.

AddThis Social Bookmark Button


1 comments: to “ SanG Bulan dan SanG Matahari

 

Design by Amanda @ Blogger Buster